Kenali Krisis Lewat Deteksi Isu Negatif

[IMG:cmwagy0ukaa3h7u-gzgbzwh0wu0-1o3bzwjh1ru7.jpeg]

Krisis merupakan dua sisi dari sebuah mata uang. Ada disisi negatif maupun positif. Jika dikelola dengan sikap tenang dan berkepala dingin serta langkah-langkah baik, maka krisis bakal bisa dinetralisir. Itulah sebabnya penting mendeteksi dini adanya gejala isu negatif melalui pemberitaan buruk di media.

Demikian benang merah pernyataan Pemimpin Redaksi Koran SINDO Pung Purwanto, dalam workshop How to Handle Press Well di Semarang, Rabu (19/8/2015). Workshop yang diselenggarakan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat itu mengusung tema "Mengelola Krisis di Media melalui Manajemen Komunikasi Publik". Dua puluh lima peserta dari berbagai korporasi dan lembaga pemerintah hadir pada workshop yang berlangsung hingga Jumat (21/8/2015) tersebut.

Lebih jauh Pung mengatakan, media memiliki kecenderungan dan keberpihakan. Tapi akan berhadapan dengan judgement dari publik. Sehingga sangat mustahil sebuah media terus-menerus hanya menyampaikan kepentingan pemiliknya. Pung menyampaikan hal ini merespons pertanyaan dari salah satu peserta mengenai independensi media terhadap pemiliknya.

Menurutnya, bagi sebuah media, peristiwa adalah hal sangat penting dan bahkan menjadi nomor satu dalam pandangan redaksi. "Tidak bisa digeser oleh berita lain," ujar Pung. "Redaksi adalah ruang menjaga independensi dan marwah media, karena media tidak bebas nilai," lanjutnya.

Ia memberi resep mendeteksi pemberitaan negatif di media kepada para peserta. Antara lain agar humas fokus pada isu yang langsung maupun tak langsung terkait dengan kepentingan korporasi atau organisasi. "Bangunlah relasi dengan semua pemangku kepentingan secara berkelanjutan. Perbanyak interaksi dengan wartawan dan pahamilah peta media," pungkas Pung Purwanto. *** (asw)