Dari Workshop PR di Batam: Perkuat Reputasi dengan Media Sosial

[IMG:img-3768.jpeg]

Media sosial kini bukan lagi hal baru bagi masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya perusahaan atau korporasi. Hampir sebagian besar masyarakat kini memiliki akun media sosial, baik Facebook, Twitter, maupun media sosial lainnya. Bahkan, saking banyaknya pengguna media sosial di negeri ini, Indonesia pun dijuluki sebagai salah satu Ibu Kota media sosial dunia. Namun, meski sudah akrab dengan media sosial, masih sedikit yang mengetahui kekuatan media sosial untuk meningkatkan reputasi perusahaan.

“Untuk meraih reputasi perusahaan, media sosial harus dimanage secara efektif, sistematik, serta direncanakan dengan konten dan informasi yang lebih baik sehingga apa yang kita inginkan melalui sosial media dapat tercapai,” ujar Abang Edwin SA, VP of Operation Asvia ketika menyampaikan materi Yang Perlu Kita Ketahui Tentang Sosial Media, Sosial Media Mapping, dan Startegi Komunikasi di Ranah Digital pada The 27th How to Handle Press Well Workshop bertema “Riding the Social Media to Achieve A Good Reputation”, yang digelar oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat di Batam, Rabu – Kamis (4-5/2/2015).

Workshop yang dibuka oleh Direktur Eksekutif SPS Pusat Asmono Wikan diikuti 34 peserta dari 21 korporasi/organisasi di Indonesia. Ditambahkan Edwin, sosial media pada dasarnya merupakan wadah media online yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi atau mengutarakan suatu gagasan. Pengaruh media sosial terhadap masyarakat sangat kuat, sesuai dengan sifat dasar sosial media yaitu tempat terjadinya percakapan, tempat berbagi, dan transfer informasi yang sangat cepat.

Di tempat yang sama, Nurlaela Arif, Head of Corporate Communication Biofarma berbagi pengalaman tentang Media Sosial untuk Edukasi Program Korporasi/Organisasi. Berkaca dari pengalaman Biofarma, Lala, demikian dia akrab disapa, mengatakan image sebuah perusahaan akan terbentuk melalui kerja keras dari PR (public relations) perusahaan tersebut salah satunya melalui penggunaan media sosial yang efektif. “Melalui media sosial sebuah perusahaan dapat membentuk image dan opini masyarakat (konsumen) sehingga tercipta suatu produk yang memiliki arti yang positif,” katanya.

Untuk melengkapi perspektif peserta dari sisi regulasi, M. Ridho Eisy, Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers menyampaikan materi tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber.  “Kode etik jurnalistik dan Undang-Undang Pers adalah pedoman bagi para pengguna media sosial,” ujar Mantan Ketua Harian SPS Pusat itu.

Memasuki hari kedua, Daru Priyambodo, Pemimpin Redaksi Tempo.co memberikan materi mengenai Media Sosial dan Korporasi. Selain berbagai manfaat yang melekat, perusahaan juga perlu mempertimbangkan dampak buruk media sosial yang dua kali lipat dari words of mouth. Sehingga recovery-nya menjadi lebih sulit. “Karena itu tantangan bagi perusahaan adalah bagaimana membuat kualitas brand  menjadi baik dan sesedikit mungkin jangan sampai brand tersebut buruk di mata masyarakat, karena apabila brand tersebut sudah rusak, maka akan sulit me-recovery-nya,” kata Daru.

Workshop kali ini digelar dalam rangkaian acara ASEAN Summit for State-owned Enterprises and Media (ASSOEM), ASEAN Corporate Investment Expo (ACIE), ASEAN Public Relations Summit (APRS), dan Awarding Night SPS Pusat. Karena itu, selain mengikuti workshop, para peserta mereka juga mendapat kesempatan mengikuti acara-acara tersebut. Dengan begitu mereka juga mendapatkan banyak pengetahuan baru dari para narasumber utama. *** (nia/nif)